Figur Bermasalah, SMI Tetap Di Kabinet, Krisis Berkepanjangan
Jakarta, Hanter—Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan sulit keluar dari krisis ekonomi jika tetap mempertahankan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kabinet Kerja. Pasalnya sejak ada di kabinet, SMI tidak memiliki terobosan.
“Justru dia terkesan mewakili wajah neoliberalis. Antara lain lewat potong anggaran, kejar pajak termasuk memajakin petani tebu sehingga menderita, potong anggaran dan subsidi. Kebijakannya ini jelas membuat susah rakyat kecil, namun menyenangkan kaum neolib,” kata Presidium Pergerakan Andrianto kepada Harian Terbit, Kamis (13/7/2017).
Menurutnya, patut dimpulkan keberadaan SMI sesungguhnya sebagai colterral hutang. Potong anggaran demi tersedianya loan untuk bayar hutang. Makanya SMI mendapat segala puja-puji dari media maupun lembaga-lembaga internadional.
Padahal, dia figur bermasalah yang diduga terkait skandal Century yang merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun. “Namanya kan disebut-sebut Pansus Century DPR pada 2011 sehingga SMI ditendang dari kabinet SBY,” kata Andrianto.
Dia mempertanyakan keberadaan SMI di kabinet yang juga tidak mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Akibatnya, para pedagang mengeluh karena pendapatan mereka pada lebaran lalu menurun drastis.
“Kalau begini terus rakyat yang susah menjadi lebih susah lagi. Daya beli masyarakat melemah ini tentu karena SMI tidak mempunyai konsep yang jelas dan konkret untuk mengatasinya. Itulah sebabnya kalau SMI tetap di kabinet, krisis akan berkepanjangan dan rakyat pun bertambah sulit,” ujar mantan Sekjen Prodem ini.
(Sammy)